6 Mitos Meminum Air di Alam Liar Yang Perlu Diwaspadai


Mitos, kepercayaan, atau sebangsanya merupakan sesuatu yang belum terbukti secara ilmiah dan hanya bermodalkan "katanya" saja. Hal ini perlu kamu waspadai, terutama di dunia survival dimana jika kamu salah langkah sedikit saja, maka akan fatal akibatnya.

Mitos yang sering beredar di dalam dunia survival salah satunya adalah mitos mengenai meminum air langsung dari sumber yang berada di alam. Menurut pengetahuan mimin yang terbatas ini, ada enam mitos mengenai air dalam survival yang beredar di masyarakat dan perlu kamu tinjau ulang kebenarannya. Mari kita bahas satu persatu.

1. Air Yang Mengalir (Tidak) Aman Untuk Diminum

Air yang jernih belum tentu bebas pbakteri dan parasit. (soloraya.id)

Sobat pasti sering melihat beberapa postingan di sosial media dimana mereka meminum air secara langsung dari sumber air mengalir di pegunungan seperti aliran sungai kecil atau telaga. Memang terlihat sangat menyegarkan.

Tetapi, walaupun airnya terlihat sangat jernih, jika tidak begitu darurat, hindari lah meminum langsung air tersebut. Kenapa? karena kita tidak tahu air tersebut benar-benar bebas dari bakteri atau tidak.

Selalu ingat bahwa air mengalir mengalami siklus perjalanan yang cukup panjang sebelum akhirnya kita temukan. Bisa saja saat perjalanan, air tersebut melewati bangkai hewan yang membusuk dan menutup sebagian aliran. Atau bisa juga air tersebut sudah terkontaminasi kotoran dari hewan liar.

Selain dua contoh tersebut, masih banyak faktor-faktor lain yang membuat air terkontaminasi. Beberapa daerah terpencil dimana masyarakatnya masih meminum air langsung tanpa dimasak, mereka rentan terpapar penyakit infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri dan parasit seperti Giardia lablia dan Cryptospiridium. 

Nah, jika tidak terlalu darurat, maka jangan coba-coba meminum air langsung tanpa dimasak.

2. Minum Air Laut Dalam Jumlah Kecil (Tidak) Aman

Meminum air laut akan membuatmu semakin dehidrasi. (foto: astounde.com)

Sering kita mendengar mitos bahwa jika terdampar di laut, maka tidak apa-apa meminum air laut dalam jumlah sedikit. Mitos tersebut nampaknya salah kaprah. Alih-alih melepas dahaga, kamu justru bakal terkena dehidrasi.

Untuk memahaminya, dalam satu liter air laut terdapat sekitar 35 gram garam. Tubuh manusia dalam sehari hanya membutuhkan sekitar 15-20 gram garam saja. Ketika asupan garam dalam tubuh berlebih, maka tubuh akan dengan cepat kehilangan kelembabannya (seperti proses mengawetkan daging dengan garam), sehingga kamu akan dengan cepat merasa haus, dan dehidrasi. 

Dehidrasi tersebut dapat menyebabkan kejang, sariawan, pingsan, kerusakan otan dan ginjal, hingga berakhir dengan kematian. Selengkapnya tentang dehidrasi, sobat dapat membaca artikel berikut 'Mengenal Dehidrasi, Pencegahan, dan Penanganannya dalam Survival'.

Jadi hindari meminum air laut ketika kamu kehausan, alternatifnya kamu dapat menyuling air laut dengan metode yang sudah kami jabarkan di artikel 'Cara Sederhana Meyuling Air Laut Untuk Survival'.

3. Genangan Air Pada Cekungan Alami (Tidak) Aman Untuk Diminum

Genangan air aman di minum langsung oleh binatang, tapi tidak untuk manusia. (sumber foto: ndegenews.com)

Genangan air di dalam cekungan-cekungan alami sepeti ceruk bebatuan, tanah, dll, memang dapat menjadi penolong kita. Tetapi jangan coba-coba langsung meminumnya tanpa memasaknya terlebih dahulu. Terlebih jika genangan tersebut bukan genangan baru.

Tidak seperti air yang mengalir dimana airnya selalu tergantikan dengan yang baru, air yang menggenang sudah tentu menjadi tempat berendam bakteri, parasit, dan sumber-sumber penyakit lainnya. meminumnya langsung sama saja dengan bunuh diri.


4. Meminum Air Kencing (Tidak) Mencegah Dehidrasi

Meminum kembali limbah yang dikeluarkan oleh tubuh akan membuat ginjal bekerja lebih keras. (Foto: msrgear.com)

Dalam keadaan yang benar-benar darurat, jika tidak benar-benar sangat darurat, hindari meminum air kencing. Memang, tubuh dapat mentolerir 1-2 kali minum, tetapi ingat bahwa air kencing merupakan limbah dari tubuh kita. 

Air kencing orang yang sehat (berwarna bening) mengandung 95% air steril dan 5% limbah, termasuk nitrogen, kalium, dan kalsium yang cukup banyak dan bisa menjadi sumber masalah.

Saat meminum air kencing, ginjal kembali mengolah limbah yang sebelumnya telah berusaha di buang dari dalam tubuh. Hal ini menyebabkan sistem kerja tubuh bekerja lebih berat sehingga akan membutuhkan lebih banyak air untuk menyelesaikan proses penyaringannya. Bukannya meredakan dahaga, justru kamu akan rentan terkena dehidrasi.

5. Kaktus (Bukan) Sumber Air

Kandungan air didalam kaktus mengandung tingkat keasaman yang cukup tinggi dan berbahaya bagi lambung. (foto: britannica.com)

Mengambil air dari kaktus mungkin salah satu mitos yang sudah sangat kita kenal, terutama dari film-film barat dan kartun-kartun favorit. Tapi tahukah kamu bahwa air yang terkandung di dalam kaktus itu berserat dan tidak melimpah. Sehingga untuk melepaskan dahaga, kita butuh membelah banyak kaktus.

Kebanyakan kandungan air dalam kaktus itu memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi dan dapat menyebabkan muntah, diare, bahkan keram. Selain mengandung asam, banyak jenis kaktus yang juga mengandung alkaloid beracun yang dapat menyumbat ginjal.

Kaktus memang bisa menyelamatkan hidup kita ketika terdampar di daerah gurun, tetapi jangan mengkonsumsi terlalu banyak.

6. Salju (Tidak) Aman Dimakan

Jika kamu melakukan pendakian di pegunungan bersalju mungkin pernah terbesit bahwa akan mudah untuk mendapatkan air minum karena kitatinggal memakan salju saja agar terhidrasi. Anggapan tesebut tidak sepenuhnya salah. Salju bisa kita jadikan air minum setelah terlebih dahulu merebusnya.

Memakan salju secara langsung harus melalui panas tubuh agar salju tersebut dapat leleh, semakin tubuh memproduksi panas, maka semakin rentan kita terkena hipotermia, karena kita juga akan kehilangan panas tubuh.

Selain itu, salju yang berada di tanah dapat terpapar bakteri atau organisme berbahaya lainnya yang dapat membuatmu sakit ketika mengkonsumsinya secara langsung. Jadi, pastikan untuk memasaknya terlebih dahulu.

Demikian enam mitos yang beredar di masyarakat soal meminum air dari sumberyang ada di alam liar. Ingat, salah satu kesuksesan kita dalam bertahan hidup adalah dengan menggunakan common sense, alias nalar. Jika kita tahu itu berbahaya maka minimalkan resiko bahayanya. 

Untuk mencari air di alam liar, kalian bisa membaca artikel mengenai teknik membuat perangkap air, atau dengan mencari lokasi sumber air. 

...

Kalian bisa baca-baca puluhan ebook tentang survival dan dunia petualangan luar ruang yang sudah kami kumpulkan disini.

Agar selalu update info terbaru: Follow instagram @indosurvival & Like Fanpage Facebook Indosurvival

6 Mitos Meminum Air di Alam Liar Yang Perlu Diwaspadai 6 Mitos Meminum Air di Alam Liar Yang Perlu Diwaspadai Reviewed by abesagara on 1/16/2021 Rating: 5

Tidak ada komentar