Cara Memprediksi Cuaca Melalui Bentuk Awan
Memprediksi atau meramal cuaca melalui tanda-tanda alam sudah dilakukan sejak jaman dahulu. Salah satunya adalah memprediksi cuaca melalui bentuk-bentuk awan. Di jaman serba canggih seperti sekarang ini memprediksi cuaca merupakan hal yang sangat mudah, tinggal swipe dan klik saja melalui smartphone maka kita akan mendapatkan ramalan cuaca yang hampir 90% akurat.
Tapi apa jadinya jika kita berada dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk menggunakan gadget serba canggih tersebut? Hal paling mudah yang bisa kita lakukan untuk meramal cuaca adalah dengan memperhatikan bentuk-bentuk awan. Cara melatihnya pun sangat mudah, kita tinggal memperhatikan bentuk awan yang berada di atas kita saat ini dan mencoba memprediksinya.
Untuk itu, ada sepuluh bentuk awan dan hubungannya dengan cuaca yang akan terjadi yang bisa kamu hafalkan mulai saat ini. Kesepuluh bentuk awan tersebut adalah sebagai berikut, simak ya!
1. Awan Cirrus
Awan ini pada daerah beriklim sedang dan tropis terbentuk pada ketinggian sekitar 5 - 13 kilometer dengan warna putih dan abu-abu. Awan Cirrus dapat menyebar dan menebal menjadi lembaran awan-awan yang padat.
Jika muncul awan ini, maka dapat menunjukkan bahwa cuaca akan segera memburuk dalam kurun waktu 24 - 36 jam kemudian. Tetapi, awan ini juga dapat berarti cuaca baik jika muncul secara tidak merata, tidak teratur, dan perlahan-lahan akan bergeser akibat peningkatan tekanan dan cuaca yang kering.
2. Awan Cirrocumulus
![]() |
Awan brintik-brintik kecil yang tipis menandakan cuaca cerah. (foto: whatsthiscloud.com) |
Awan ini berada pada ketinggian sekitar 5 kilometer berupa awan-awan kecil dengan karakter yang halus menyerupai riak air. Karena terbentuk dari kristal es dan tetesan air di awan yang membeku, umumnya awan cirrocumulus tidak bertahan lama.
Awan cirrocumulus dapat berarti bahwa cuaca hari ini akan cerah. Tetapi, jika terdapat beberapa kumpulan awan cirrus pada awan cirrocumulus, maka bisa diprediksi bahwa hujan dapat turun dalam kurun waktu 8-10 jam tergantung dari pergerakan awan.
3. Awan Altocumulus
Awan ini terbentuk pada ketinggian 2-6 kilometer dengan karakter yang bulat atau bergulung dan bergelombang. Altocumulus umumnya berwarna gelap, tetapi dapat berwarna putih atau abu-abu.
Semakin gelap awan altocumulus, maka semakin memungkinkan untuk turun hujan dalam waktu dekat. Hal ini dikartenakan semakin gelap awannya, maka kandugan airnya juga semakin banyak.
Jika pada pagi hari muncul awan altocumulus, hal ini dapat menunjukkan bahwa ada kemungkinan akan terjadi badai pada sore harinya. Tetapi awan ini terkadang juga nampak setelah berlangsungnya badai.
4. Awan Cumulus
Awan ini terbentuk pada ketinggian yang cukup rendah, yaitu kurang dari 1 kilometer. Awan ini mempunyai bentuk besar, seperti kapas, dan bagian bawahnya nampak datar. Terkadang awan cumulus dapat muncul sendirian, dalam garis, atau berkelompok.
Awan ini biasanya menandakan sedikit atau tidak adanya curah hujan, sehingga kemungkinan besar cuaca pada hari pengamatan cukup cerah. Tetapi, awan cumulus juga bisa tumbuh menjadi awan cumulonimbus.
5. Awan Cumulonibus
Awan ini terbentuk pada ketinggian 200-4.000 meter. Cumulonimbus memiliki karakter yang datar dan luas, berwarna putih atau gelap pada bagian bawahnya. Kadang juga berupa tonjolan bergelembung-gelembung yang tergantung di bawah sebuah awan.
Awan ini bermula dari awan Altocumulus. dan dapat berarti bahwa akan terjadi hujan tidak lama lagi. Cumulonimbus dapat membawa hujan es, angin kencang, petir, dan kilat, juga dapat berkembang menjadi awan corong alias tornado.
6. Awan Cirrostratus
Awan ini terbentuk pada ketinggian 5,5 kilometer dengan karakter bentuk yang sangat tipis. Awan cirrostratus juga mampu membentuk lingkaran cahaya saat awan ini berbentuk sangat tipis.
Cirrostratus tidak menghasilkan hujan. Tetapi, jika menunjukkan peningkatan ketebalan yang membuat awan ini semakin rendah, maka hujan dapat turun dalam kurun waktu 8-24 jam berikutnya.
7. Awan Altostratus
Awan ini merupakan awan dengan ketinggian menengah. Memilik warna abu-abu dan berbentuk lembaran-lembaran. Biasanya menutupi seluruh langit di tempat yang masih agak tinggi.
Awan ini dapat menandakan akan datang hujan badai. Matahari mungkin masih akan terlihat pada awan Altostratus yang tipis, tetapi akan tampak buram jika lapisan awannya tebal.
8. Awan Nimbostratus
Awan ini terbentuk pada ketinggian sekitar 3 kilometer. Nimbostratus terdiri dari tetesan awan, hujan dan kristal es. Memiliki bentuk yang cenderung mendebal dan gelap pada bagian dasarnya.
Awan ini dapat menandakan bahwa akan terjadi hujan yang lebat dan berlangsung cukup lama, tergantung dari seberapa banyak awan ini menutupi permukaan bumi.
9. Awan Stratocumulus
![]() |
Awan stratocumulus, cuaca stabil, bisa terang, bisa hujan ringan. (foto: whatsthiscloud.com) |
Awan ini memiliki bentuk bulat, gelap dan besar. Biasanya berkelompok, bergaris, atau bergelombang. Termasuk golongan awan rendah, terbentuk pada ketinggian dibawah 2,4 kilometer. Kemunculan awan ini dapat menunjukkan bahwa cuaca stabil, tidak hujan, atau hujan ringan.
10. Awan Stratus
Awan ini memiliki karakter yang tebal, besar, dan menyerupai kabut. Terbentuk pada ketinggian sekitar 2 kilometer. Biasanya menandakan akan terjadi gerimis ringan dengan curah hujan yang tidak tinggi. Namun biasanya juga tidak terjadi curah hujan.
Nah, demikian adalah 10 jenis awan yang dapat kamu gunakan untuk memprediksi cuaca. Mampu mengetahui cuaca dari bentuk awan adalah salah satu skill paling dasar dalam survival sehingga kita dapat merencanakan kegiatan luar ruang dengan lebih aman dan terkontrol.
...
Kalian bisa membaca puluhan ebook tentang survival dan dunia petualangan luar ruang yang sudah kami kumpulkan disini.
Agar selalu update info terbaru, follow instagram @indosurvival & like fanpage facebook indosurvival.
Cara Memprediksi Cuaca Melalui Bentuk Awan
Reviewed by abesagara
on
1/22/2021
Rating:

Bagus pemaparannya mas, ini penting banget untuk para travel blogger supaya saat berpergian gak zonk krn hujan
BalasHapusinformasi yang sangat mudah di pahami. sebagai saran mungkin bisa tambahkan nama penulisnya
BalasHapus