Rahasia Agar Kuat Mendaki Gunung dan Tidak Mudah Lelah
Waktu masih cupu, mimin pernah bertanya kepada salah seorang sedulur pendaki senior yang walaupun usianya sudah 40an tetapi tetap gemar menjelajah gunung dan hutan di berbagai belahan bumi. Begini pertanyaan mimin; "Mas, gimana sih caranya biar kuat mendaki gunung dan tidak mudah lelah? Soalnya kan saya masih muda, tapi kok bentar-bentar capek, bentar-bentar istirahat", sambil menghisap rokok, mimin melanjutkan, "Beda dengan sampean, yang walaupun umurnya sudah tua tapi kok yo tetep strong!"
Lalu beliau menjawab, "Minum Purwaceng (obat kuat) asli Dieng lur!", sambil tertawa terbahak-bahak. Uaaseeem tenan wong iki! malah guyon loh.
Tapi setelah bercanda seperti itu, dulur tersebut langsung memberikan petuah bijaknya. "Jadi begini loh bro, biar kuat dan tidak mudah lelah saat mendaki gunung, backpackeran, traveling, perjalanan jauh, dan lain-lainnya itu, ada tiga faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor fisik dari dalam diri kita sendiri, kemudian faktor perlengkapan yaitu faktor dari luar diri kita yang dapat mempermudah dan mendukung selama perjalanan, serta faktor teknis, yaitu teknik dan strategi dalam melakukan perjalanan agar tidak mudah lelah".
Lalu senior itu menambahkan "Bentar-bentar istirahat ya nggak papa, kan kita mau naik gunung, bukan mau balapan, iyo opo ora?"
Faktor Fisik
![]() |
Rajin olahraga lur! Biar berotot, jangan mau kalah sama Pevita Pearce. (foto: instagram/@pevpearce) |
1. Pastikan Fisik Kuat dan Bugar Sebelum Mendaki Gunung
Ini adalah hal yang sangat penting. Melakukan pemanasan beberapa minggu sebelum melakukan pendakian merupakan tahapan yang WAJIB kita lakukan. Pastikan sebelum mendaki gunung kita harus rutin olah fisik, seperti jogging, naik-turun tangga, berenang, dan jenis olahraga rain yang dapat memperkuat fisik kita. Kenapa? Supaya tubuh tidak kaget saat mendaki gunung. Selain itu, jangan paksakan naik gunung kalau kondisi tubuh sedang tidak fit / sakit.
2. Motivasi Mendaki Gunung
Apa motivasimu mendaki gunung atau melakukan perjalanan? Jika motivasimu kuat, maka ada dorongan dari alam bawah sadar agar kamu terus berjuang betapapun lelahnya. Sehingga lelah pun jadi tidak berasa karena tertutup oleh semangat yang membara di dalam dada!
Faktor Peralatan dan Perlengkapan
![]() |
Pakailah perlengkapan standar pendakian, kecuali kalo kamu orang lokal lur! |
1. Gunakan Perlengkapan Standar Pendakian
Jangan gunakan perlengkapan seadanya lur, kecuali kamu udah sering bolak-balik naik gunung, kayak Mbok Yem Gunung Lawu atau Pak Sodikin, si pencari rumput di Gunung Merbabu. Selalu gunakan peralatan dan perlengkapan yang memang dirancang khusus untuk melakukan pendakian atau perjalanan jauh.
Baca juga: Bolehkah Mendaki Pakai Celana Jeans dan Sendal Gunung?
Gunakanlah sepatu gunung, jangan sepatu pantofel. Gunakan tongkat / trekking pole, karena trekking pole bakal menjadi malaikat penyelamat saat perjalanan turun, biar dengkulmu nggak copot. Gunakan celana / pakaian gunung yang didesain ringan dan cepat kering, jangan gunakan celana jeans karena kalau basah beratnya amit-amit. Gunakan tas gunung, jangan tas rohis, karena kamu mau ke gunung, bukan ke pengajian. Pokoknya gunakan perlengkapan yang memang dibuat untuk tujuan mendaki gunung, jangan pake yang lain, tapi apapun makannya, minumnya teh botol sosro.
2. Sesuaikan Barang Bawaan Dengan Tujuan
Maksudnya adalah, kalau mau naik Gunung Prau, ya nggak usah bawa Logistik seperti mau naik Gunung Rinjani. Sesuaikan barang bawaanmu dengan tujuanmu lur. Ingatlah prinsip efektif dan efisien. Rencanakan dulu kamu mau mendaki kemana, berapa lama, dsb. Karena semakin banyak yang kamu bawa maka semakin tersiksa dirimu ketika melakukan pendakian.
Faktor berat barang bawaan memang berpengaruh besar terhadap kondisi kelelahan kita lur. Pernah saya coba bandingkan pendakian camping, yaitu membawa logistik yang banyak dan lengkap, dengan pendakian tektok (naik gunung dan langsung turun tanpa camping) yang membawa perlengkapan minim. Hasilnya? Pendakian tektok memang tidak berasa lelah, trabas terus dengan kecepatan penuh sampai di puncak.
Baca juga: Cara Memilih Tas Outdoor Untuk Survival
Jadi apa solusinya biar barang bawaan lebih ringan? kalau sekedar untuk naik gunung, kamu bisa coba mode ultralight, lur. Memang peralatan dan perlengkapan ultralight itu mahal, tetapi worth it!
Faktor Teknis
1. Teknik Berjalan
Berjalanlah pelan dengan kecepatan konstan / tetap. Jaga kecepatan berjalanmu segitu-segitu saja. Seberapa cepat? sesuaikan saja, pokoknya patokannya adalah ketika kamu bisa mengatur nafasmu agar jangan sampai ngos-ngosan atau terengah-engah. Berjalanlah pelah, perlahan, tapi pasti. Biarin saja pendaki lain mendahului, biarin saja kamu dibilang pelan, karena ini naik gunung, bukan balapan lur.
2. Teknik Beristirahat
Sangat penting untuk beristirahat. Jangankan manusia, mesin saja juga butuh istirahat. Jangan menunggu benar-benar lelah baru berisitrahat. Lakukan istirahat pendek dan istirahatpanjang.
Lakukan istirahat pendek selama 2-3 menit disetiap 30 menit perjalanan. Berhentilah sebentar, istirahatkan kaki dan punggungmu, minum air bila haus dan atur nafasmu agar tidak ngos-ngosan.
Lakukan istirahat panjang sekitar 10-15 menit di setiap 60-90 menit perjalanan. Manfaatkan istirahat panjang untuk makan cemilan, minum, dan melepaskan tas ranselmu. Rilekskan tubuhmu, lakukan peregangan otot, dan istirahatkan punggungmu.
Jangan istirahat terlalu lama lur! Karena nanti tubuhmu jadi nggak semangat lagi. Istirahat telalu lama juga bakal bikin kamu rentan diterpa angin gunung yang dingin, dan bisa menjerumuskanmu ke bahaya hipotermia. Istirahat lama hanya jika kamu sudah berada di tempat camping / berkemah saja.
3. Mengkonsumsi Kalori
Kalori adalah sumber energi bagi tubuh kita, setiap kita menggerakan tubuh kita, akan ada kalori yang terbakar sebagai sumber energi. Seperti bensin kalau buat kendaraan.
Jumlah kalori yang terbakar tergantung pada berat badan tiap individu. Dalam pendakian gunung, orang dengan berat 70 kg akan membakar kalori sebanyak 430 kalori setiap satu jam pendakian. Sedangkan yang beratnya 90 kg akan memerlukan 550 kalori untuk melakukan pendakian selama satu jam.
Nah, berarti di setiap jam kita mendaki, banyak kalori yang keluar dari tubuh kita, untuk itu kita harus mengisinya lagi. Jangan sampai tubuh kita kehabisan bensin. Pilihlah makanan padat seperti granola, coklat, energy bar, enertab, dll, yang mengandung banyak kalori (kalian bisa melihat jumlah kalori di kemasannya). Kenapa makanan padat? selain kaya kalori, makanan padat juga ringan sehingga tidak menambah beban pendakianmu.
Baca juga: Granola Energy Bar, Makanan Survival Alternatif MRE
4. Jangan Lupa Minum Air
Tergantung tujuan pendakiannya, sering-seringlah minum air putih, karena ketika mendaki, tubuh juga mengeluarkan banyak air lewat keringat. Selalu isi perbekalan air jika menemukan sumber mata air. Air juga berguna untuk meredam panas tubuh. Jangan sampai tubuhmu overheat, sehingga kamu mengalami heat exhaustion dan dehidrasi. Pokoknya selalu minum air jika kamu merasa haus.
Baca juga: Apa Itu Heat Exhaustion dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Nah itulah secuil petuah dari senior mimin agar kita kuat mendaki gunung dan tidak mudah lelah. Petuah ini, jika kalian terapkan, maka niscaya di pendakian berikutnya, kamu tidak akan cepat lelah.

Tidak ada komentar